Friday 24 April 2015

Puisi resah.

        Kumpulan puisi.



          Tangis bidadari.

Tembang senja begitu merdu sejukkan hati
Menghias nurani saat resah menyapa diri
Aroma surgawi damaikan penjuru jagat ini
Meresap kedalam sendi-sendi jiwa yang sepi.

Namun kenapa keindahan mesti ternodai
Oleh tangan-tangan yang bertopeng suci
seakan indah namun penuh dengan duri
bermahkota durjana bertahtakan dengki hati.

Kemana perginya sang penyejuk hati
apakah dia kini telah mati
Tengelam di kerenangan senja yang tiada bertepi
Ku tunggu kamu di sini,dalam sudut penantian yang sepi.

Wahai senja di sore hari
Sudikah engkau bernyanyi
Sebuah tembang penghibur hati
Kala jiwa terhempas dalam sebuah dimensi yang penuh dengan tangisan bidadari.



            Terbunuh sepi.

Saat jiwamu lelah kau coba sembunyi
Di balik mendung kala hujan menghias bumi
Begitu lelah langkah hatimu
Menyusuri sepi kala rintik tangis menusuk kalbu.

Benyanyi dan menarilah walau sejenak
Agar mendung tak lagi resah
Biarlah hujan tetap menjadi hujan
Kala hati terluka oleh sapa halilintar.

Usaplah air mata kepedihan
Jangan biarkan dia merusak semua impian
Melangkahlah walau tanpa senyuman
Karena esok dunia akan selalu berputar.



         Negeri impian.

Indah dan akan selalu tetap indah
Saat engkau sentuh hatiku dengan rasa
Apakah ini yang namanya asmara
Hingga tak kurasa lagi sepi di dada
Hadirmu bagai embun kala senja
Sejukkan jiwa yang begitu lelah
Wahai bidadari penghias rasa
Peluk erat ragaku yang begitu lemah
Agar jiwaku tak lagi resah
Dalam buaian jiwaku merona
Oleh lembut jemarimu yang indah
Wahai bidadari penyejuk rasa
Antarkan aku menjemput asa
Bersama jiwaku yang terasa lelah
Saat terhempas oleh mimpi yang tak nyata.

No comments:

Post a Comment